AKURAT.CO, Melakukan ibadah zikir merupakan salah satu hal yang paling penting bagi umat muslim.Tentu saja, tanpa zikir kepada Allah, seorang muslim pasti akan merasakan kehampaan dan kekosongan dalam hidupnya. Dalam hal ini, mengutip dari NU Online bahwa Imam Al-Ghazali dalam karyanya Bidayatul Hidayah merekomendasikan beberapa bacaan zikir untuk diamalkan.
Jika ikan diibaratkan sebagai manusia, maka dzikir adalah airnya. Tanpa dzikir, manusia tak akan bisa hidup dengan baik, bahkan mati. Persis seperti matinya ikan jika tidak berada di dalam habitat air. Maka, kebutuhan manusia terhadap dzikir, sejatinya jauh lebih agung dari kebutuhan manusia kepada makan dan minum yang batas dominannya hanya kebutuhan fisik. Sayangnya, banyak yang lalai dan tak menyadari hal ini dengan baik. Imam al-Ghazali sang Hujjatul Islam yang menulis Ihya’ Ulumuddin nan monumental itu, membagi dzikir menjadi empat tingkatan. Masing-masing tingkatan memiliki ciri khas dan dihuni oleh orang dengan kualitas dzikir yang berbeda. Tingkatan Shiddiqin Mereka adalah kaum beriman yang tenggelam dalam ingatannya kepada Allah Ta’ala. Yang ada di pikiran dan hatinya hanyalah Allah Ta’ala. Maka, ia bebas dari jeratan dunia, nafsu, dan syahwat yang membinasakan. Mereka hanya membutuhkan dunia untuk sesuatu yang benar-benar darurat dan sesuai kebutuhannya, tidak berlebih-lebihan. “Tidak akan sampai pada tingkatan ini,” tutur Imam al-Ghazali, “kecuali setelah seseorang menempuh riyadhah dan kesabaran dalam menjauhi hawa nafsu dalam waktu yang teramat lama.” Tingkatan Haalikin Mereka adalah orang-orang yang binasa. Mereka ditenggelamkan oleh kebutuhan dan segala hal terkait duniawi. Yang ada dipikirannya adalah dunia, harta, tahta, wanita, dan perhiasan nan melenakkan lainnya. Alhasil, “Tak ada lagi kesempatan mengingat Allah Ta’ala, kecuali bisikan yang melintas di pikirannya.” Jika pun mereka melakukan dzikir dengan lisan, lanjut Imam al-Ghazali, “Ianya tidak dihayati oleh hati.” Cenderung pada Agama Kelompok ini memiliki kecenderungan yang sama; antara ingat kepada dunia dan akhirat terkait agama. Hanya saja, ingatan mereka kepada agama lebih sering mendominasi. Dan karenanya, porsi dunia pun lebih sedikit, tetapi tetap ada. Kelak, menurut Imam al-Ghazali, “Mereka akan diselamatkan, tetapi tergantung pada seberapa besar dan seringnya mereka dalam mengingat Allah Ta’ala.” Cenderung pada Dunia Inilah kebalikan dari golongan ketiga. Mereka memikirkan dunia dan agama. Tetapi dunia lebih memenuhi pikiran dan hatinya. Alhasil, dzikir kepada Allah Ta’ala pun tersingkirkan. Meski tidak hilang seutuhnya. Sebab itulah, “Mereka akan tinggal di dalam neraka dalam waktu yang sangat lama.” Meskipun kelak, entah kapan, akan dikeluarkan dari neraka karena mereka masih mengingat Allah Ta’ala dalam beberapa masa hidupnya. Tentu, kita berharap agar Allah Ta’ala kurniakan kekuatan sehingga kita layak menghuni tingkatan shiddiqin. Meski, kita memahami bahwa hal itu bukanlah sesuatu yang mudah digapai. Allah… Allah… Allah… [Pirman/Kisahikmah]
DlmBidayatul Hidayah: 42. 10 Dzikir Anjuran Imam Ghazali dibaca 100/70/10 kali وليكن من تسابيحك، وأذكارك عشر كلمات: إحداهن: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ، وَلَهُ الْحَمْدُ، يُحْيِى وَيُمِيْتُ، وَهُوَ حَيٌّ لَا
ilustrasi Laki-laki yang digelari Hujjatul Islam ini merupakan imam di bidang ilmu tasawuf. Beliau merupakan guru bagi jutaan sufi di seantero dunia ini. Jasanya amat besar bagi kaum Muslimin, terutama dalam bidang mengetahui penyakit hati dan terapinya. Setelah terinspirasi dari Imam al-Harits al-Muhasibi melalui Risalah al-Mustarsyidin, Imam al-Ghazali menulis Ihya’ Ulumuddin. Inilah karya monumental sang Imam yang senantiasa dikaji dan dicetak ulang puluhan bahkan ratusan kali dalam berbagai bahasa. Selain itu, ada satu kitab yang dijuluki oleh para cendekiawan Muslim sebagai pembukaan bagi Ihya’ Ulumuddin. Ialah buku ringkas berjudul Bidayatul Hidayah. Di dalam buku ini, Imam al-Ghazali menjelaskan jalan-jalan yang harus ditempuh oleh seorang Muslim agar mendapatkan hidayah dari Allah Ta’ala. Satu kajian menarik dalam buku mungil ini ialah tentang amalan-amalan yang seharusnya dirutinkan oleh kaum Muslimin. Salah satunya terkait 4 amalan yang dianjurkan untuk didawamkan antara Subuh sampai matahari terbit. “Waktumu setelah shalat Subuh hingga matahari terbit, sebisa mungkin digunakan untuk melakukan empat kesibukan. Ialah berdoa, berdzikir dan bertasbih, membaca al-Qur’an, dan berpikir.” Berdoa Inilah sumber kekuatan kaum Muslimin. Ia juga merupakan perisai. Jaminan keterkabulan sebagaimana disebutkan oleh Allah Ta’ala di dalam al-Qur’an al-Karim. Hendaknya memperbanyak doa di pagi hari dengan doa-doa yang dianjurkan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa sallam. Jika belum memiliki ilmu, berdoalah dengan bahasa yang dikuasai. Mohonlah agar senantiasa dikuatkan dalam taat dan dilemahkan dalam maksiat. Berdoalah agar dimasukkan ke surga dan bertemu Allah Ta’ala serta terhindar dari neraka yang siksanya amat perih. Dzikir dan Tasbih Ingatlah Allah Ta’ala dengan hati dan lisan. Jangan biarkan waktu berlalu dalam kesia-siaan. Senantiasalah memaksakan diri untuk menyebut nama Allah Ta’ala hingga menjadi kegemaran yang mengasyikkan. Dalam buku Bidayatul Hidayah ini, Imam al-Ghazali merekomendasikan secara khusus 10 kalimat dzikir dan tasbih. Isinya sebagian besar berupa pujian kepada Allah Ta’ala dan ikrar tauhid. Beliau juga menyampaikan nasihat, “Ulang-ulangi setiap kalimat tersebut. Bisa seratus kali, tujuh puluh kali, atau minimal sepuluh kali hingga jumlahnya genap seratus.” Bersambung ke 4 Wirid dari Imam Ghazali 2 *Buku Bidayatul Hidayah bisa dipesan di 085691469667
BerikutAnjuran Dzikir Imam Al-Ghazali Lengkap. Berikut Ini Filosofi Logo Hari Santri 2021. Download Logo Hari Santri 2021 Kemenag dan Filosofinya. Ramaikan 1 Muharram dengan 10 Twibbon Keren Tahun Baru Islam 1443 H. Admin. Artikel | 08/08/2021 29/09/2021. Posts navigation.
JualBeli Agama & Kepercayaan Dzikir Imam Al Ghazali. Tersedia Produk aman dan mudah, jaminan uang kembali 100% di Bukalapak.
SelainIhya, imam Al Ghazali mengarang banyak buku yang berkaitan tentang akhlak salah satunya adalah Bidayatul Hidayah. Bidayatul Hidayah adalah sebuah kitab bergenre akhlak, di mana Al Ghazali membahas secara singkat tentang perkara "hidayah". dzikir apa saja yang perlu dibaca. Kemudian setelahnya, saat fajar menyingsing apa yang
505 H. Hujjatul Al-Islam Imam Al-Ghazali menghadap kehadirat Allah di pangkuan adiknya, Ahmad Al-Ghazali. Jenazahnya dikebumikan di makam Ath-Thabiran, berdekatan dengan makam Al-Firdausi, seorang ahli sya'ir yang termasyhur. Sebelum meninggal Al-Ghazali pernah
NrK4y0. 285 446 59 399 43 391 246 177 98
dzikir imam al ghazali